pertemuan singkat itu, membawaku kembali membuka naskah kehidupanku yang berawal dan tidak ada akhir disetiap episodenya.
saat itu,
mungkin aku yang terlalu lugu untuk menyadari rasamu
yang perlahan tumbuh dan berkembang didalam hatimu.
hingga akhirnya kau membiarkan aku menyesal melepasmu yang belum pernah kugenggam.
dan kau tahu?
disetiap episode hidupku setelah tak adanya kau didekatku?
aku tak pernah bertemu seseorang setulus hatimu, sebaik dirimu.
hingga akhirnya aku hidup didalam kepurapuraan.
pura-pura mencintai padahal hanya ingin dicinta.
dan hukum alam pun menunjukkan taringnya.
aku ditinggalkan oleh orang yang tak mencintai apa adanya diriku
tak ada lagi kebahagiaan tulus yang dirasakan hati yang menganga ini.
aku menutup diri.
mengenakan topeng keceriaan untuk menutupi kelaraan hati.
hingga aku bertemu denganmu kembali setelah 4 tahun berlalu.
rasa itu bergejolak kembali.
membara penuh hingga menyatu dalam darah
mengalirkan rindu yang menyeruak masuk memenuhi dinding hatiku hingga kedasar.
apakah rasa seperti ini berpihak juga kepadamu setelah pertemuan itu?
masih adakah rasa itu untukku?
adakah kesempatan untukku membayar rasa penyesalan itu?
hanya kau dan hatimu yang mengetahuinya.
hingga saat kau mau memberikan kepastian itu,
aku akan menunggu kepastian itu,
bukan untuk hatiku atau hatimu
tetapi untuk sebuah rasa dan kenangan yang digantung oleh keberadaan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar