Setelah semuanya matang dan diangkat dari perapian (?) pepes-pepes ikan tersebut pun bangun dan terdiam dengan polosnya. lol. kami pun hanya menghabiskan waktu yang berkualitas berlima. saling berbagi cerita dan menikmati keindahan yang disuguhkan kota Malang dengan makan bakso Malang yang biasanya kita temukan pula di Jakarta, tapi, apa sih yang lebih nikmat dari makan di tempat asal makanan tersebut? apalagi gratis gitu kan. lol. Malamnya, memang dasar anak-anak, kami pun lanjut bermain kartu remi. bukan bermain permainan remi, malah main tepok nyamuk pake bedak. dan tanpa rasa malu dan gengsi, gue lah yang pada akhirnya diterkam oleh bedak bedak tersebut. Jam menunjukkan pukul 9 dan anehnya gue yang seorang remaja mengidap Insomnia akut udah menguap dengan lebarnya. Malaikat apa yang hidup di Malang sehingga mampu menuntun gue ke jalan yang benar (?) Alhasil, pukul 11 gue udah tidur. rekor terbaru sepanjang gue menjabat sebagai mahasiswa insomnia terakut. fiks lupakan. dan entah kenapa, sampai cerita ini diturunkan, gue masih mengingat pada malam itu gue bermimpi ketemu cowok yang gak jelas mukanya cuma badannya aja kurus ceking. udah begitu doang mimpinya ampe ketemu pagi lagi. haha. dan tanpa sadar, di keesokan hari lah, semuanya dimulai~
Sabtu 10 Mei 2014
Hari ini FK punya agenda buat Observasi Sekolah Dasar Desa Karangsari yang letaknya di kecamatan atau apa gitu yang jelas daerah Gondanglegi, Malang. tapi sebelum itu, Fk akan mampir dulu kerumah saudaranya Ka Tir, dimana Budenya adalah kepala sekolah dari sekolah tersebut. Kami semua berangkat kira kira pukul setengah 7 pagi .dengan tiga motor beriringan. seperti biasa gue dibonceng sama Ka Re, Ka Tir membonceng Ka Ci, dan Mba Vivi membonceng Ka ca. cukup jauh juga jarak antara rumah bule katir dan budenya . terlihat dari perubahan ramainya kendaraan yang signifikan. sampai sana, Kita disambut oleh Nenek Ka Tir yang udah sepuh banget, sampe sampe kalo gue kesana lagi nih ya (Amin) gue perlu bawa Wireless Microphone keliling. bukan buat nyanyi, tapi buat ngomong sama nenek yang satu ini. tapi overall, ini nenek baik banget. Kami masuk dan merebahkan diri di kasur bale depan tv. dan tak lama kemudian, satu sosok muncul, tepat di detik itu, gue menyadari kehadirannya yang disertai dengan senyuman. tidak lama, tapi membawa gue seperti kembali merasakan DejaVu. yah, still, gue masih ngeliat sosok 'dia' di diri cowok satu ini. mencoba mengusir pelan rasa ini, gue langsung menyandarkan diri ke tembok dan membiarkan dia bermain dengan dunianya. lebih tepatnya, dunia di dalam kamar. tak lama kemudian, kita semua berangkat dengan empat motor. ya, sosok itu menemani Kita menyusuri asrinya jalan yang dipenuhi dengan pohon tebu di hilir jalan menuju sekolah. sampai disana, tak terduga tak disangka, kita disambut layaknya orang tenar. nggak suka sih, karena itu membawa beban tersendiri terutama buat gue. mereka seperti mengharapkan yang lebih dari kedatangan kita, padahal, dari diri gue aja cuma nyiapin cara buat move on. bego. haha. ya sudahlah kita mulai observasi dengan gue yang sepertinya punya mental ibu-ibu gitu langsung dikerubungin anak anak sd yang Ya Allah, masih polos, masih yang menikmati dunia mereka, masih yang bermain sesuai dengan umur mereka. beda sekali fenomena dijakarta. yang anak sd dikit dikit main gadget, nongkrong nongkrong ga jelas ngikutin gaya hidup yang mungkin ga jelas juga gitu kan. oke abaikan. selama observasi, sosok itu, masih hinggap dan melekat kuat di fikiran. pembawaannya yang tenang, terkesan dewasa, hal-hal yang kayak gitu yang malah bikin gue pengen elus-elus tuh kepalanya. Gue bahkan masih ga percaya gitu ada cowok setenang dia. cara senyumnya, medok jawanya, semuanya lah. iya, sosok itu telah membuat gue ga fokus untuk menjadi script writer yang baik untuk tugas kali ini. tapi, perasaan ini belum ada yang tau, karena gue juga masih memastikan, ini beneran suka sosok dia yang apa adanya, atau masih melihat sosok orang lain di diri dia. tepat zuhur kami pun selesai, dan kembali kerumah bude. kali ini gue ngebonceng Mba Vivi, karena gue gak enak gitu. kita yang butuh, dia yang bawa motor. ya sudahlah ya. sampe sana gue rehat sebentar dan sosok itu, berkutat di dapur.dan gue hanya bisa melihat dia sekilas-sekilas, karena banyak mata-mata agen cia yang melihat. . lol.
setelah menikmati kudapan yang disediakan, sepertinya kita memang menerapkan SMA dengan baik. tepat selesai makan, kita Assalamualaikum, pamit pulang. berharap sosok itu keluar kamar, tapi yah sepertinya pemberi harapan palsu terbanyak memang datangnya dari diri sendiri. dia tetap berkutat dengan dunianya sampai kami mengucapkan salam pamit untuk pulang kerumah bule katir karena kami berniat menginap disana pada hari minggu besok, bukan hari ini. sampai dirumah bule pun, sosok itu tetap melekat. dan gue memasang muka poker face gitu di depan kaka-kaka tersayang sampai malam tiba. kami pun tidur berjejer dengan kaka aci disamping gue. dan ternyata, mata gue gak buta, kakaci juga terperangkap pesona sosok itu. entah sebenenya harus seneng atau sedih ya. tapi waktu itu, yang gue rasain cuma rasa dimana keyakinan kalo gue melihat cowok yang baik. dan pada saat itu, gue belum menyadari bahwa rasa di hati ini mulai menyebar perlahan memenuhi petak-petak ruang yang ada di dalamnya.
yah sosok itu.